Allo, hmm..ngomong-ngomong kalian tau gak, novel yg judulnya 3600? kalo tau, pasti kalian pas baca ini kalian nganggep aku plagiat, copas, ato apalah itu. Tapi, kenyataannya tidak. Gue bener punya sahabat dari kecil, dan bernama Leon. Oh, ya..bagi yg belum pernah baca novel tersebut, ikuti terus ya, ceritaku?
Hari itu, saat aku kelas 2 SMP, aku sedang gambar-gambar di buku tulis yg khusus untuk menggambar. Kira-kira, saat itu jam 1 siang, dan cuaca lagi panas-panasnya. Akhirnya, karna kepanasan, aku ke taman depan rumah trus main ikan cupang di kolamnya. hehe. Peristiwa itu terjadi. Kakak cowok aku pulang dengan membawa sosok laki-laki, yg diperkirakan seusia dengan kakakku itu. Sekilas aku dapat melihat wajahnya. Terlihat berwibawa, alis tebal, matanya agak sipit, bibirnya kecil, dan badannya tegap sekali. Karna tidak terlalu peduli, aku meneruskan bermain ikan.
Setelah beberapa lama, ada tukang ikan tuh lewat. Bukan tukang ikan goreng, ikan bakar, tapi tukang jualan ikan idup. Aku segera menghampiri tukang itu dan memilih-milih ikan cupang mana yang akan aku beli. Akhirnya aku memilih seekor ikan cupang betina yg siripnya dan ekornya berwarna merah. Tiba-tiba... "bang, beli satu ya? aku beli yg ini" ucap seorang cowok di sebelahku. aku menoleh. Cowok itu!! Lalu aku melihat ikan yg akan dibelinya. Ikan cupang jantan bersirip dan berekor berwarna biru langit. Ia menatapku.
Aku langsung merogoh sakuku yg bermaksud untuk bayar. "Biar aku yg bayar ya?" pinta cowok itu sambil menatapku. "gak usah" kataku tanpa melihat wajahnya. Memangnya aku tidak-mampu-untuk-membayar-apa??
Saat aku ingin bayar, kata abang jual ikan itu berkata, "engga usah, neng, udah dibayar tuh, sama cowok tadi" APA ?!?! Udah dibayar? aku menoleh mencari-cari sosok cowok itu. Ternyata belum jauh dari tempat ia berdiri sebelumnya. Sambil senyam-senyum ia masuk ke dalam rumahku. IIHH..! cowok nyebeliiinn..masa aku kalah cepet ama cowok ituu??!! Setelah abang jual ikan itu berlalu, aku ke kolam ikan dan melepaskan ikan yg aku beli tadi. Ha? beli? beli darimana? jelas-jelas tadi dia yg bayarin. Sabodo lah. Lalu aku masuk rumah dan pergi ke kamarku, tujuannya sih untuk baca novel.
Singkat cerita aja deh. Lama-lama dia sering main tuh ke rumahku. Trus ikan cupang jantan yg ia beli di kasih ke aku pula. Aku sih nerima aja. Semakin sering ia datang, semakin hubungan kami dekat. Maksudnya, ia sering menyapaku, ngajak ngobrol, dll. Ternyata ia beda 2 tahun denganku. Setelah dipikir-pikir lagi, ternyata ia orang yg sangat menyenangkan. Ia selalu membantuku mengerjakan PR, karna ia selalu menjadi bintang juara di sekolahnya.
Suatu sore, saat kami asyik mengobrol, ia memegang tanganku. Hiee..aku masih kelas 2 SMP nih *apa hubungannya coba? aku menatapnya. melihat matanya yang berwarna abu-abu. Ia menatapku juga. Aku tak tau harus berbuat apa. " Mei.. aku takut jika aku kehilanganmu" ucapnya ,"Apa maksudmu?" aku bertanya-tanya.
"jika aku tidak ada, apakah kamu akan sedih?" tanyanya.
"hmm.. sepertinya iya.." ia diam sebentar, lalu berbicara lagi.
"berjanjilah kepadaku, jika aku tidak ada, kamu harus kuat untuk menghadapinya.."
" kenapa? arah pembicaraan kita...?" kataku tak mengerti.
"Aku tau, cepat atau lambat aku akan di operasi untuk kesembuhanku.. " Dia diam sebentar. " Jika operasi itu berhasil, aku bisa hidup normal dan sehat seperti orang lain. Tapi jika gagal.."
"kau akan meninggal dunia" potongku. "ya, kau benar." Setelah itu kami saling diam.
"Mei.." panggilnya. Aku menatap matanya lagi. "apa?"
"Aku akan selalu menjagamu dimanapun aku berada.. selamanya.." katanya berjanji.
Aku tersenyum. "aku tidak mau kau berjanji, aku terlalu takut kamu akan mengingkari janji."
"Lihat mataku, Mei." Aku menuruti perintahnya. "Apakah aku terlihat seperti pembohong? percayalah padaku!"
"Ya, aku akan berusaha untuk itu"
Lalu dia menarik tanganku dengan cepat. Dan dengan seketika, aku berada dalam pelukannya. Di saat itu aku tidak ingin melakukan apapun. Karna ada 1 alasan untuk itu. Yaitu aku takut aku tidak akan dapat merasakan hangatnya tubuh Rix lagi..
Beberapa minggu setelah itu. Ayahnya, kebetulan dokter yg selalu memeriksa Rix setiap 4 hari sekali bilang, "Rix akan di operasi besok, jadi mohon doanya untuk kesembuhan dia" Aku mengangguk tanda mengerti. Dan sepulangnya dari sekolah, aku pergi kerumah Rix.
Esoknya setelah pulang sekolah. Aku buru-buru mandi dan berpakaian. Setelah itu aku pamit ke orang tuaku dan pergi ke rumah Rix. Kebetulan sekali, yg membukakan pintu itu Rix! "eeh, mei? ada apa nih ke rumahku? mau minta bantu ngerjain PR?" tanyanya. "Tidak, bukan itu." Tiba-tiba ibu leon keluar.
"Eh.. Amel? oh, iya.. Amel, tadi Rixnya ngeyel gk mau disuruh ganti baju untuk pergi bersamamu.. maaf ya?" pinta ibu Rix.
"Oh, gk papa tante.." Wajah Rix tampak bingung.
"Sekarang aku boleh membawa Rix pergi tante?"
"Oh, tentu saja.."
"hei, hei.. maksud kalian apa? pergi? kemana? bukannya aku harus operasi hari ini???"
"Pak Budi..!! tolong antar mereka ke tempat yg akan mereka tuju.. tugas seperti biasa." kata ibu Rix, kepada supir pribadinya. "Mei, ingat, hanya 1 jam.. jangan ingkari janjimu.." lanjut ibu Rix
"makasih tante, iya tante, saya gak akan mengingkari janji." Aku menoleh ke Rix. "Rix, ayo kita bersenang-senang selama 1 jam!" ajakku kepada Rix. Aku memegang tangannya, dan menyuruhnya masuk ke mobil yg di sopiri oleh pak Budi. Ekspresi Rix tampak ceria.
Kami tiba di pantai Carita jam 5 sore. Rix tampak senang sekali. Aku senang melihatnya.
Kami bermain air laut yg jernih. Walaupun banyak batu disana. Tiba-tiba, warna langit agak berubah berwarna oren. Aku mengajak Rix untuk duduk di pasir untuk melihat sunset. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, aku ingin mengambil kamera untuk memotret aku dan Rix untuk kenang-kenangan. Mungkin saja ini terakhir kalinya aku akan melihat Rix. Duuhh, bicara apasih? positive thinking dong!
Setelah aku pergi sebentar, Rix sepertinya *setelah aku liat dari kejauhan, menulis sesuatu. Ahh, mungkin itu engga penting.
Aku kembali duduk di samping Rix setelah aku mendapatkan kameraku di mobil. Saat itu juga, kami berdua melihat sunset. "indah sekali bukan?" tanyaku, "ya..". Setelah berapa lama kami melihat sunset, aku menyadari sudah 1 jam lewat kami disini. "Rix, ayo ke rumah sakit!" ajakku. "baiklah."
Saat kami ada di depan pintu mobil, aku berkata, " Rix, saat ingin operasi nanti, aku ingin kamu tidak takut kamu akan kehilanganku, percayalah padaku. Aku tidak akan kenapa-napa saat kamu tidak berhasil di operasi. Mungkin hari itu aku akan menangis, tapi aku yakin aku bisa melaluinya.." ucapku. "ya.." kata Rix sambil menunduk. "nah sekarang, ayo kita ke rumah sakit!" ajakku sambil mengajaknya masuk ke mobil.
Saat di tengah perjalanan, dan seperti apa yg di ceritakan di 3600 detik *novel. Rix yg di dalam novel itu sesak nafas, dan pingsan. Tapi ada bedanya di sini dengan ceritaku. Saat kami sedang tertawa bersama, Rix merasakan firasat buruk akan terjadi. Wajahnya tampak bingung. aku yg melihatnya langsung bertanya, "Rix? ada apa? "
"aku merasakan firasat akan terjadi peristiwa tidak menyenangkan!". Sebenarnya setelah Rix mengucapkan kalimat itu, aku takut sekali. Apakah ini pertanda operasi Rix akan gagal? dan meninggalkanku selamaya...??
Setelah sampai di rumah sakit, ayah Rix segera mengajak Rix untuk dioperasi. Rix hanya mengangguk dan menurut. Setelah beberapa lama, ayahnya keluar dengan raut wajah sedih. Saat itu aku tau, operasi Rix gagal, atau bisa dibilang tidak berhasil. Itu tandanya, Rix... Oh tidaakk !!
Lalu, muncullah 2 orang suster yg keluar dari kamar Rix. Mereka membawa kasur yg ditiduri oleh....Rix?
Aku mendekatinya. Memastikan benarkah itu Rix. Ya. Itu Rix. Ia tampak seperti sedang tidur pulas. Tak kusadari, saat itu aku menangis dengan suara yg keras sambil memegang tangannya yang dingin. Tapi aku tidak peduli dimana aku berada, dan siapa saja yang melihatku disini. Karna saat itu aku sedang merasakan 'kehilangan'
Hehe, begitulah ceritanya. Duhh, jadi nangis nih , malu-maluin aja, ahhh. Di dalam cerita yg barusan aku ceritain, ada sebagian kejadian yg aku lewatin. Terlalu sedih untuk diceritakan, terlalu menyakitkan untuk mengingatnya. Jadi, mendingan aku engga ceritain deh. Hehe.
Gimana? pengalamanku ditinggal orang yg kusayangi *lebe. diatas sedih gak? kalo yg engga merasa sedih sih.. ya terserah pendapat kalian aja deh. Tapi jika menganggap kejadian ini sedih, makasih ya. Stay strong in the face of temptation in this world, and always smiling even thoughthe world was painful and unfair.. :'))